Sabtu, 26 Desember 2009

Filsafat Modern

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di dalam sejarah berkembangnya filsafat, para filosuf selalu menemukan teori-teori yang melahirkan berbagai macam pemahaman dan kepercayaan yang dianut oleh sebagian besar manusia, diantara paham-paham tersebut yang diungkapkan oleh para filosuf yang melahirkan berbagai tanggapan dari berbagai pihak. Seperti paham rasionalisme, empirisme, kritisisme, dll.
Pada pembahasan ini, kami mencoba mengungkapkan rahasia di balik ketiga paham tersebut yaitu rasionalisme, empirisme, dan kritisisme.

B. RUMUSAN MASALAH
• Rasionalisme
1. Pengertian beserta beberapa paham lain yang mempengaruhi.
2. Tokoh-tokoh yang berperan dalam paham rasionalisme
3. Ruang lingkup rasionalisme
• Empirisme
1. Pengertian empirisme
2. Tokoh-tokoh yang berperan dalam paham empirisme
3. Ruang lingkup empirisme
• Kritisisme
1. Pengertian kritisisme
2. Tokoh-tokoh yang berperan dalam paham kritisisme
3. Ruang lingkup kritisisme


PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN RASIONALISME
Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama. Rasionalisme mempunyai kemiripan dari segi ideologi dan tujuan dengan humanisme dan atheisme, dalam hal bahwa mereka bertujuan untuk menyediakan sebuah wahana bagi diskursus sosial dan filsafat di luar kepercayaan keagamaan atau takhayul. Meskipun begitu, ada perbedaan dengan kedua bentuk tersebut:
• Humanisme dipusatkan pada masyarakat manusia dan keberhasilannya. Rasionalisme tidak mengklaim bahwa manusia lebih penting daripada hewan atau elemen alamiah lainnya. Ada rasionalis-rasionalis yang dengan tegas menentang filosofi humanisme yang antroposentrik.
• Atheisme adalah suatu keadaan tanpa kepercayaan akan adanya Tuhan atau dewa-dewa; rasionalisme tidak menyatakan pernyataan apapun mengenai adanya dewa-dewi meski ia menolak kepercayaan apapun yang hanya berdasarkan iman. Meski ada pengaruh atheisme yang kuat dalam rasionalisme modern, tidak seluruh rasionalis adalah atheis.
Di luar diskusi keagamaan, rasionalisme dapat diterapkan secara lebih umum, misalnya kepada masalah-masalah politik atau sosial. Dalam kasus-kasus seperti ini, yang menjadi ciri-ciri penting dari perpektif para rasionalis adalah penolakan terhadap perasaan (emosi), adat-istiadat atau kepercayaan yang sedang populer.
Adapun pembahasan tentang paham-paham yang mengikuti aliran ini dibagi menjadi 2 macam seperti yang tertera diatas yaitu humanisme dan atheisme :
Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis tertentu.
Humanisme modern dibagi kepada dua aliran.
Humanisme keagamaan/religi berakar dari tradisi Renaisans-Pencerahan dan diikuti banyak seniman, umat Kristen garis tengah, dan para cendekiawan dalam kesenian bebas. Pandangan mereka biasanya terfokus pada martabat dan kebudiluhuran dari keberhasilan serta kemungkinan yang dihasilkan umat manusia.
Humanisme sekular mencerminkan bangkitnya globalisme, teknologi, dan jatuhnya kekuasaan agama. Humanisme sekular juga percaya pada martabat dan nilai seseorang dan kemampuan untuk memperoleh kesadaran diri melalui logika. Orang-orang yang masuk dalam kategori ini menganggap bahwa mereka merupakan jawaban atas perlunya sebuah filsafat umum yang tidak dibatasi perbedaan kebudayaan yang diakibatkan adat-istiadat dan agama setempat.
Socrates dengan tegas percaya bahwa, sebelum manusia dapat memahami dunia, mereka perlu memahami diri mereka sendiri;-satunya cara untuk mencapai itu adalah dengan pemikiran rasional. Untuk memahami apa artinya ini, pertama kita perlu menghargai pemahaman Yunani dunia. Manusia terdiri dari dua bagian, tubuh dan jiwa. Jiwa itu sendiri memiliki dua bagian utama, sebuah irrasional bagian, yang merupakan emosi dan keinginan, dan bagian rasional, yang adalah diri sejati kita. Dalam pengalaman sehari-hari kita, jiwa irasional ditarik ke dalam tubuh fisik oleh keinginan dan digabungkan dengan itu, sehingga persepsi kita terhadap dunia ini terbatas pada yang disampaikan oleh indra fisik. Jiwa rasional berada di luar sadar kita pengetahuan, tapi kadang-kadang berkomunikasi melalui gambar, mimpi, dan sarana lain.
Tugas filsuf adalah untuk memperbaiki dan akhirnya mengekstrak jiwa irasional dari perbudakan, maka kebutuhan akan perkembangan moral, dan kemudian untuk berhubungan dengan jiwa rasional, dan dengan demikian menjadi orang yang lengkap, mewujudkan esensi spiritual yang lebih tinggi dari orang yang sementara dalam fisik. Oleh karena itu, rasionalisme sejati bukan sekadar proses intelektual, tetapi pergeseran persepsi dan pergeseran dalam sifat kualitatif seseorang. Jiwa rasional merasakan dunia dalam cara rohani - ini melihat Platonik Formulir - esensi dari apa hal-hal. Untuk mengetahui dunia dengan cara ini membutuhkan satu pertama tahu diri sendiri sebagai jiwa, maka persyaratan untuk 'tahu dirimu sendiri', yaitu untuk mengetahui siapa Anda sesungguhnya.

2. TOKOH-TOKOH YANG BERPERAN DALAM PAHAM RASIONALISME
Pada pertengahan abad ke-20, ada tradisi kuat rasionalisme yang terencana, yang dipengaruhi secara besar oleh para pemikir bebas dan kaum intelektual diantaranya:
• Rene Descartes (1596 – 1775 M)
• Nicholas Malerbranche (1636 – 1775 M)
• B.De Sponoza (1632 – 1677 M)
• G.W.Leibniz (1646 – 1716 M)
• Christian Wolff (1679 – 1754 M)
• Blaise Pascal (1623 – 1662 M)
Rasionalisme modern hanya mempunyai sedikit kesamaan dengan rasionalisme kontinental yang diterangkan René Descartes. Perbedaan paling jelas terlihat pada ketergantungan rasionalisme modern terhadap sains yang mengandalkan percobaan dan pengamatan, suatu hal yang ditentang rasionalisme kontinental sama sekali.

3. RUANG LINGKUP RASIONALISME
Sebelum kita membahas masalah ruang lingkup empirisme, terlebih dahulu harus paham apa rasionalisme itu? Setelah kita dapat memahami pengertian dari rasionalisme, maka kita dapat melihat sejauh mana ruang lingkup rasionalisme yang terdapat pada halaman awal yang membahas tentang pengertian rasionalisme.
Dari pengertian diatas, maka dapat kita lihat ruang lingkup rasionalisme yaitu sesuatu yang masih bisa digapai oleh akal yang rasional., dengan kata lain rarionalisme selalu mengedepankan akal pikiran dan tidak menggunakan keyakinan ataupun tahayul dalam memahami suatu masalah .

1. PENGERTIAN EMPIRISME
Empirisme adalah salah satu aliran dalam filsafat yang berpendapat bahwa pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengalaman . Kata empirisme berasal dari bahasa Yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman .Sebagai suatu doktrin, empirisme adalah lawan dari rasionalisme (pendekatan akal atau rasio).
Untuk memahami inti filsafat empirisme perlu memahami ciri pokok empirisme yaitu teori tentang pengetahuan .
Empirisme dan Teori tentang Pengetahuan
Didalam menilai teori tentang pengetahuan ,aliran empirisme menggunakan pandekatan melalui pengalaman indera, mereka berpendapat bahwa semua pengetahuan itu diperoloh dengan perantara pengalaman indra, berikut kami akan sajikan tokoh-takoh yang berperan dalam empirisme dan pendapat mereka .

2. TOKOH-TOKOH YANG BERPERAN
• Francis Bacon (1210-1292 M)
Dia berpendapat bahwa pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima orang melalui persentuhan inderawi dengan dunia fakta ,pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang sejati pengetahuan haruslah dicapai dengan induksi.
• Thomas Hobbes(1588-1679 M)
Dia berpendapat bahwa pengalaman indrawi sebagai permulaan segala pengenalan. Hanya sesuatu yang dapat disentuh dengan indra yang merupakan kebenaran pengetahuan intelektual(rasio), tidak lain hanyalah merupakan penggabungan data-data indrawi belaka .
• John Locke (1632-1704 M)
Disebut bapak empirisme Britania mengatakan bahwa pada waktu manusia dilahirkan, akalnya merupakan seperti buku catatan yang kosong (tabula rasa), atau selembar kertas putih, dan didalam buku catatan itulah dicatat pengalaman-pengalaman indrawi, dan seluruh sisa pengetahuan dengan memperbandinkan ide-ide yang diperoleh dari pengindraan serta repleksi yang pertama-tama , dan sederhana tersebut.
John Locke memandang akal sebagai tempat penampungan yang secara pasif menerima hasil-hasil pengindraan tersebut, pengikut empirisme yang lain seperti: George Barkeley (1684-1753 M), David Hume (1711-1804 M), Rosseaou (1712-1778 M ), dan Immanuel Kant (1724-1804M).

3. RUANG LINGKUP EMPIRISME
• Ruang lingkup empirisme terbatas pada empiris atau pengalaman indrawi dalam menanggapi suatu masalah

1. PENGERTIAN KRITISISME
Kritisisme adalah mengakui kebenaran ilmu ,dan mengakui bahwa budi dapat mencapai kebenaran . Secara harfiah kata kritik berarti pemisah yang bermasud membeda-bedakan antara pengenalan yang murni dengan tidak murni, yang tiada kepastiannya ,dan juga bermasud memugar sifat obyektivitas dunia ,dan ilmu pengetahuan.

2. TOKOH YANG BERPERAN DALAM KRITISISME
• Imanuel Kant (1724 - 1804 M)
Dia perdapat bahwa budi dapat mencapai kebenaran akan tetapi apakah syarat-syarat untuk mencapai kebenaran itu, maka I.Kant menyelidiki dengan adanya kritik-kritik terhadap paham rasionalisme dan empirisme .

3. RUANG LINGKUP KRITISISME
Menurut Imanuel Kant, pengetahuan indra hanya mengetahui penampakan yang dapat dipegang bila dasar-dasarnya apriori tetapi indra dan akal itu terbatas filsafat lebih canggih dari indra karena dapat mencapai konsepsi yang sebenarnya dalam menjawab suatu prinsip yang apriori dan absolute.
.

SIMPULAN
1. rasionalisme adalah paham atau aliran atau ajaran yang berdasarkan ratio ,ide-ide yang masuk akal .
2. humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia.
3. atheisme Atheisme adalah suatu keadaan tanpa kepercayaan akan adanya Tuhan atau dewa-dewa; rasionalisme tidak menyatakan pernyataan apapun mengenai adanya dewa-dewi meski ia menolak kepercayaan apapun yang hanya berdasarkan iman
4. Empirisme adalah salah satu aliran dalam filsafat yang berpendapat bvahwa pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengalaman
5. Kritisisme mengakui kebenaran ilmu dan mengakui bahwa budi dapat mencapai kebenaran.
6. Sintesis Apriori : yaitu putusan-putusan yang tidak tergantung dari pengalaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kritik yang bersifat membangun dan sopan kami akan memper timbangkan setiap komentar anda terimakasih.